Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto Terikat "Perjanjian Batu Tulis", Apakah Itu?

Antara Prabowo dan Megawati pernah terjalin kesepakatan politik yang hingga kini belum terealisasi.

Samarpita Karmacari
Sabtu, 10 Juni 2023 | 12:57 WIB
Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto Terikat "Perjanjian Batu Tulis", Apakah Itu?
Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto. ([ANTARA/Rangga Pandu Asmara Jingga])

Antara Prabowo dan Megawati pernah terjalin kesepakatan politik yang hingga kini belum terealisasi.

Kontestasi calon presiden atau capres segera bergulir tahun depan dalam wadah Pemilihan Umum alias Pemilu 2024. Di antara bakal calon presiden atau bacapres, terdapat nama Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

Ganjar Pranowo datang dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP. Partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri. Salah satu mantan presiden Republik Indonesia.

Dikutip dari kanal News Suara.com, antara Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto pernah terjalin sebuah perjanjian politik bertajuk "Perjanjian Batu Tulis".

Penamaan ini didasarkan pada lokasi perjanjian di Istana Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat. Berlangsung 16 Mei 2009 atau lebih 10 tahun silam, ikrar awalnya Prabowo Subianto ingin didukung menjadi perdana menteri. Akan tetapi ditolak Megawati Soekarnoputri karena dianggap menentang konstitusi. Kemudian Megawati Soekarnoputri menjanjikan dukungan kepada Prabowo Subianto untuk menjadi presiden dalam Pemilu 2014.

Isi perjanjian terdiri dari tujuh poin dan bentuk kesepakatan antara PDIP dan Partai Gerindra dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Negara Kesatuan Republik Indonesia 2009-2014. Megawati Soekarnoputri sebagai calon presiden, dan Prabowo Subianto sebagai calon wakil presiden. Selengkapnya:

1. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Partai Gerindra) sepakat mencalonkan Megawati Soekarnoputri sebagai calon presiden dan Prabowo Subianto sebagai calon wakil presiden dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2009.

2. Prabowo Subianto sebagai wakil presiden, jika terpilih, mendapat penugasan untuk mengendalikan program dan kebijakan kebangkitan ekonomi Indonesia yang berdasarkan asas berdiri di kaki sendiri, berdaulat di bidang politik, dan kepribadian nasional di bidang kebudayaan dalam kerangka sistem presidensial. Esensi kesepakatan ini akan disampaikan oleh Megawati Soekarnoputri pada saat pengumuman pencalonan calon presiden dan calon wakil presiden serta akan dituangkan lebih lanjut dalam produk hukum yang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

3. Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto bersama-sama membentuk kabinet. Berkaitan dengan penugasan pada butir dua di atas, Prabowo Subianto menentukan nama-nama menteri yang terkait. Menteri-menteri tersebut adalah Menteri Kehutanan, Menteri Pertanian, Menteri keuangan, Menteri BUMN, Menteri ESDM, Menteri Kelautan dan Perikanan, Menteri Perindustrian, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Menteri Hukum dan HAM, dan Menteri Pertahanan.

4. Pemerintah yang terbentuk akan mendukung program kerakyatan PDI Perjuangan dan delapan program aksi Partai Gerindra untuk kemakmuran rakyat.

5. Pendanaan pemenangan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2009 ditanggung secara bersama-sama dengan persentase 50 persen dari pihak Megawati Soekarnoputri dan 50 persen dari pihak Prabowo Subianto.

6. Tim sukses pemenangan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2009 dibentuk bersama-sama melibatkan kader-kader PDI Perjuangan dan Partai Gerindra serta unsur-unsur masyarakat.

7. Megawati Soekarnoputri mendukung pencalonan Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada Pemilu Presiden tahun 2014.

Menjelang Pemilu 2014 saat ia maju sebagai bacapres, Prabowo Subianto mengungkit Perjanjian Batu Tulis 2009 karena merasa dikhianati. Di mana Megawati Soekarnoputri dan PDIP menetapkan Joko Widodo sebagai capres, bukan mendukungnya seperti Perjanjian Batu Tulis.

Peristiwa ini terulang kembali dalam Pilpres 2019, karena Megawati Soekarnoputri kembali menunjuk Joko Widodo sebagai calon presiden.

Kemudian menjelang Pilpres 2024 beredar isu PDIP dan Gerindra akan berkoalisi lagi. Yaitu lewat pasangan Prabowo-Puan Maharani.

Akan tetapi kemudian surut karena muncul pasangan dengan nama Prabowo Subianto-Ganjar Pranowo.  Koalisi antara PDIP dan Gerindra menguat.

Akan tetapi pada 21 April 2023, Megawati Soekarnoputri tidak menepati Perjanjian Batu Tulis, ia menetapkan Ganjar Pranowo sebagai capres dari PDIP untuk maju Pilpres 2024.

Prabowo Subianto disebutkan ditawari menjadi cawapres Ganjar Pranowo. Akan tetapi ia menolak dan menegaskan sudah diusung menjadi capres Gerindra.

Lantas kapankah Perjanjian Batu Tulis akan terealisasi?

REKOMENDASI

BERITA TERKAIT

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak