Richard Eliezer Bebas Januari, Berikut Jejaknya di Kasus Pembunuhan Berencana Brigadir Yosua

Jejak Richard Eliezer di Kasus Pembunuhan Brigadir Yosua

Lumbantukub
Jum'at, 09 Juni 2023 | 10:35 WIB
Richard Eliezer Bebas Januari, Berikut Jejaknya di Kasus Pembunuhan Berencana Brigadir Yosua
Bharada E atau Richard Eliezer saat mengikuti Sidang kode Etik (Tangkap Layar Suara.com/dok. Humas Mabes Polri)

Direktorat Jenderal Permasyarakatan (Ditjen PAS) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) menyebut terpidana kasus pembunuhan berencana Brigadir J yakni Bharada Richard Eliezer atau Bharada E akan bebas dari Rumah Tahanan (Rutan) Bareskrim Polri pada Januari 2024.

“(Richard Eliezer) Bebas murni 31 Januari 2024,” kata Humas Ditjen PAS Rika Aprianti dikutip Suara.com, Jumat (9/6/2023).

Ketika ditanyai perihal Eliezer akan mengajukan pembebasan bersyarat (PB) atau tidak, Rika enggan menjelaskan lebih lanjut.

Diketahui, pada Rabu (15/2/2023), Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan telah menjatuhkan vonis 1 tahun 6 bulan penjara kepada Richard Eliezer terkait kasus pembunuhan berencana Yosua.

Baca Juga:Gerindra ke Caleg: Jangan Obral Janji Kasbon, Utang Dulu Baru Ditepati!

Rekam Jejak Richard Eliezer:

Jadi Tersangka 

Richard Eliezer ditetapkan sebagai tersangka pertama kasus kematian Yosua pada Rabu (3/8/2022). Dalam penetapan sebagai tersangka itu, Richard diduga tidak dalam situasi membela diri ketika menembak Yosua sehingga dijerat pasal pembunuhan yang disengaja.

Bongkar Skenario

Situasi kemudian berbalik tak lama setelah Richard ditetapkan sebagai tersangka. Richard membuat pengakuan mengejutkan dengan menyebut bahwa Yosua tewas bukan karena terlibat baku tembak dengannya. Richard bahkan membantah ada baku tembak.

Baca Juga:Anak Gampang Kena Batuk Pilek Daripada Orang Dewasa, Gara-Gara Lebih Sering Minum Es?

Richard mengungkap bahwa tembakan yang diletuskan dari pistol Brigadir J disengaja untuk membuat seolah-olah terjadi peristiwa baku tembak. Richard mengakui dia memang menembak Brigadir J. Namun, penembakan itu dilakukan atas dasar perintah atasannya, Ferdy Sambo

Tak lama setelah Richard membongkar skenario palsu tembak menembak, polisi menetapkan 4 tersangka lainnya dalam kasus pembunuhan Yosua. Pertama, atasan Richard yang memerintahkan menembak Yosua sekaligus mengarang cerita baku tembak, yakni Ferdy Sambo. 

Kemudian ada ajudan Sambo bernama Ricky Rizal atau Bripka RR, dan asisten rumah tangga (ART) Sambo bernama Kuat Ma'ruf. Istri Sambo, Putri Candrawathi juga ditetapkan sebagai tersangka kasus kematian Yosua. 

Dituntut 12 Tahun Penjara 

Kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Yosua kemudian bergulir ke kejaksaan. Tak lama kasus ini pun sampai ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel) terhitung sejak pertengahan Oktober 2022. 

Hingga kemudian dalam persidangan Rabu (18/1/2023), Richard dituntut 12 tahun pidana penjara oleh JPU karena dianggap sebagai eksekutor Yosua.

Dalam kasus ini, jaksa menuntut Ferdy Sambo dihukum pidana penjara seumur hidup. Sementara itu Putri Candrawathi, Ricky Rizal, dan Kuat Ma'ruf, jaksa menuntut pidana penjara 8 tahun. 

Dapat Vonis Paling Ringan 

Setelah sidang tuntutan, seluruh terdakwa membacakan nota pembelaan terakhir atau pleidoi. Dalam pleidoinya, Richard meminta dibebaskan dari hukuman karena dia mengaku tak pernah berniat membunuh Brigadir J. 

Richard mengaku menembak Yosua karena perintah Sambo. Dia juga mengaku didoktrin secara berulang-ulang oleh Sambo soal pelecehan terhadap Putri Candrawathi hingga membuatnya ketakutan dan tak mampu menolak perintah sang atasan.

Namun permohonan Richard untuk dibebaskan itu tak dikabulkan hakim. Meski demikian, Majelis Hakim PN Jaksel menjatuhkan vonis ringan terhadap Richard yakni 1 tahun 6 bulan penjara. 

Richard mendapat vonis paling ringan dibanding 4 terdakwa kasus pembunuhan berencana Brigadir J lainnya. 

REKOMENDASI

BERITA TERKAIT

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak