Kebiasaan menggigit orang lain bisa dimaklumi bila pelaku adalah anak bawah lima tahun dengan kecenderungan sulit diatur.
Aditya Hasibuan, anak dari AKBP Achiruddin Hasibuan adalah tersangka kasus penganiayaan brutal atas Ken Admiral yang terjadi pada 21-22 Desember 2022 di Kota Medan.
Dalam pemukulan hari kedua, peristiwa disaksikan bapak dari pelaku tanpa adanya tindak pencegahan. Selain meninju, Aditya Hasibuan juga menggigit jari korban. Suatu hal yang terasa tidak pada tempatnya: menggigit?
Dikutip dari BBC News, pada 2013, Luis Suarez, pemain sepak bola tim Liverpool pernah melakukan hal serupa dan tentunya menuai kontroversi. Striker ini menggigit lengan Branislav Ivanovic dari tim Chelsea.
Bukan kejadian perdana, pada 2010 saat berlaga di bawah bendera Ajax, tim yang bermarkas di Amsterdam, Belanda, Luis Suarez menggigit bahu Otman Bakkal, gelandang tim PSV Eindhoven. Saat itu ia diskors dan tidak dibolehkan main tujuh pertandingan.
Sedangkan saat membela Liverpool, ia diarahkan mengikuti terapi angry management.
Disebutkan bahwa perilaku atau kebiasaan menggigit orang lain bisa dimaklumi bila pelaku adalah anak bawah lima tahun atau balita, itu pun yang memiliki kecenderungan sulit diatur.
"Akan tetapi bukan perilaku yang diharapkan bakal dijumpai dari seseorang berusia dewasa," demikian ditulis BBC, dikutip Metro Suara.com pada Kamis (27/4/2023).
Psikolog olah raga Dr Thomas Fawcett, dari University of Salford, menyatakan bahwa tindakan menggigit musuh jarang terjadi dalam sebagian besar pertandingan olah raga. Kecuali jenis kontak langsung, antara lain bela diri, namun itu pun bukan menjadi bagian perilaku para atletnya.
"Menggigit sebagian besar adalah respon primitif di mana emosi mendahului proses berpikir, dan ini berlaku untuk kasus Suarez," papar Dr Thomas Fawcett.
"Aktivitas menggigit itu tidak direncanakan sebelumnya. Ini adalah respons emosional yang sangat spontan. Ia melakukannya dengan dorongan hati," jelas psikolog itu, yang telah mempelajari rekaman aktivitas Luis Suarez menggigit secara ekstensif.
Di luar olah raga atau dalam kondisi umum, kemungkinan menggigit lawan masih bisa terjadi meski jarang. Pasalnya tindakan ini menyampaikan pesan tertentu.
![Aditya Hasibuan (kiri) dan AKBP Achiruddin Hasibuan [[dok. Suara.com].]](https://media.suara.com/suara-partners/metro/thumbs/1200x675/2023/04/26/1-aditya-hasibuan-kiri-dan-akbp-achiruddin-hasibuan.jpg)
"Paling sering, seseorang menggigit adalah tanda frustrasi. Suatu hal yang muncul sebagai tanggapan negatif ketika ketegangan mencapai titik didih," ujar Dr Thomas Fawcett.
Dikembalikan kepada situasi Aditya Hasibuan, di mana ia juga menggigit korban, bisa dikaji lebih jauh: mengapa ia berperilaku dan mengambil tindakan tidak seperti berkelahi seperti layaknya orang dewasa. Karena seperti diuraikan pakar ini, menggigit biasanya dilakukan balita.
Baca Juga:The Daddies Soroti Pebulutangkis Semenjana di BAC 2023