Scroll untuk membaca artikel
Selasa, 07 Februari 2023 | 20:42 WIB

Cek Fakta: Sambaran Kilat Muncul saat Gempa Turki Bukti Operasi HAARP?

Firman Doni
Cek Fakta: Sambaran Kilat Muncul saat Gempa Turki Bukti Operasi HAARP?
Gempa Turki disebabkan oleh HAARP, benarkah? (Omar HAJ KADOUR/AFP)

Gempa 7,8 mengguncang Turki pekan ini dan per Selasa sore (7/2/2023) jumlah korban tewas akibat bencana tersebut sudah hampir mencapai 5000 orang. Korban jatuh di Turki dan Suriah.

Di tengah kedukaan yang dialami oleh para korban, muncul klaim soal HAARP. Para penggemar teori konspirasi mengatakan gempa Turki adalah bagian dari operasi pembalasan dari NATO terhadap Turki menggunakan teknologi HAARP.

Sebagai bumbu klaim ini, para pengusung teori ini menunjukkan vido sambaran kilat di Turki jelang terjadinya gempa besar pada Senin kemarin.

Benarkah demikian?

HAARP sendiri adalah singkatan dari High Frequency Active Auroral Research Program. Sesuai namanya ini adalah sebuah penelitian atau riset tentang ionosfer yang didukung oleh militer Amerika Serikat dan Universitas Alaska.

Tujuan riset ini adalah untuk mempelajari dinamika ionosfer dan menggali potensi untuk mengembangkan teknologi komunikasi radio dan pemantauan.

Salah satu perangkat terpenting dari riset ini adalah Ionospheric Research Instrument atau IRI yang terletak di Alaska. Perangkat ini terdiri dari 180 antena radio yang bisa mentransmisikan gelombang radio frekuensi tinggi ke atmosfer.

Para ilmuwan kemudian akan mengamati reaksi yang terjadi di ionosfer akibat paparan gelombang frekuensi tinggi tersebut. Reaksi ini mirip dengan proses paparan badai Matahari yang memicu aurora karenanya eksperimen ini disebut aurora buatan, tetapi dengan skala lebih kecil.

Informasi tentang HAARP terbuka dan bisa diakses oleh publik.

Sementara sambaran kilat atau petir jelang gempa Turki kemarin diduga merupakan fenomena earthquake lights atau EQL. Para pakar geofisika sejak lama telah mengenal fenomena ini.

Kilat atau petir saat gempa besar bisa terjadi akibat muatan listrik yang dihasilkan oleh beberapa jenis batuan yang bereaksi saat terjadinya aktivitas seismik. Batu basalt dan gabro diketahui bisa melepaskan listrik ke udara.

Teori ini salah satunya diyakini oleh Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono.

"Fenomena pencahayaan (lightning) saat pelepasan energi gempa satu hal yang sangat lazim terjadi di berbagai tempat di muka bumi, itu aktivitas gelombang elektrimagnetic," terang Daryono di Twitter sembari membantah soal HAARP.

Aktivita EQL saat gempa ini pernah terekam terjadi saat Gempa Meksiko pada 2017 yang berkekuatan 8,1; gempa Quebec pada 1988; gempa Pisco di Peru pada 2007; dan gempa L'Aquila di Italia pada 2009.

Penjelasan lain soal sambaran kilat itu terkait dengan infrastruktur kelistrikan. Diduga saat terjadi gempa, infrastruktur listrik tumbang dan rusak sehingga memicu percikan listrik mirip petir.

Pakar dan lembaga peneliti kegempaan, termasuk BMKG, sebelumnya sudah menjelaskan bahwa gempa Turki dipicu oleh aktivitas tektonik lempeng Anatolia Timur.

Kesimpulan

Klaim soal HAARP sebagai pemicu gempa Turki adalah bohong alias hoaks belaka, yang menggunakan teori konspirasi lawas. Gempa Turki disebabkan oleh aktivitas tektonik Lempeng Anatolia Timur. [National Geographic/Langit Selatan/France24]

Berita Terkait

Tag

terpopuler

News

Terkini

Loading...
Load More
Ikuti Kami

Dapatkan informasi terkini dan terbaru yang dikirimkan langsung ke Inbox anda