Bakal Calon Presiden 2024 dari Partai NasDem, Anies Baswedan, sudah mendapat kepastian dukungan dari Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Namun dengan tegas, pengamat politik Singgih Sahid menilai Anies cuma dimanfaatkan oleh Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh. Hal ini seperti yang disampaikannya di kanal YouTube 2045 TV.
"Anies cuma alat elevasi NasDem," kata Singgih, dikutip pada Selasa (31/1/2023). "Surya Paloh sesungguhnya tahu persis bahwa Anies tidak mungkin memenangkan kontestasi Pilpres 2024."
"Tapi Om Bewok (Paloh) rupanya memerlukan Anies sebagai satu-satunya sosok yang bisa dipakai untuk mengelevasi partai besutannya itu. Walau nanti nggak menang Pilpres, tapi minimal bisa mengangkat ranking NasDem dalam Pileg," sambungnya.
Baca Juga:Apa Saja Syarat Nikah di KUA? Siapkan Dokumen Berikut
Menurut Singgih, Partai NasDem memerlukan efek ekor jas tokoh-tokoh tertentu untuk mengatasi persaingan partai politik dalam pemilu serentak tahun 2024 mendatang.
"(Namun) NasDem nggak mungkin bisa mengambil keuntungan maksimal secara elektoral atau coat tail effect dari Ganjar Pranowo apalagi dari Prabowo Subianto. Jadi ya mentok di Anies seorang," kata Singgih.
Namun realitanya ternyata tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan Partai NasDem. Pasalnya efek ekor jas yang diharapkan Partai NasDem dari mengusung Anies malah lari ke Partai Demokrat dan PKS.
Sedangkan di mata Partai Demokrat dan PKS, Anies juga satu-satunya jawaban bila ingin berkuasa di tahun 2024 mendatang.
"Nggak mungkin kan SBY bisa menyodorkan putra mahkotanya kepada PDIP atau Gerindra. Megawati belum bisa melupakan kelicikan SBY yang telah membohongi dirinya menjelang Pilpres 2004 lalu. Memang sudah 19 tahun, tapi selamanya mungkin Mega akan mengingat SBY sebagai sosok pembohong," jelas Singgih.
Baca Juga:Ngeri! Polisi Tewas Diduga Bunuh Diri di Kantor Perwakilan Polres Metro Kepulauan Seribu
Sedangkan Singgih menyoroti peran SBY dalam Dewan Kehormatan Perwira yang telah menimpakan semua kesalahan jenderal orde baru kepada Prabowo Subianto yang merupakan menantu Presiden ke-2 Indonesia, Soeharto.
Karena itulah, Partai Demokrat cuma bisa menggantungkan harapan kepada Anies yang notabene kader nonpartai. Namun Partai Demokrat juga menghadapi jalan terjal dalam mengajukan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapres Anies.
Sementara untuk PKS, menurut Singgih tengah menawarkan mesin partai untuk Koalisi Perubahan. "PKS pasang harga alias mahar tinggi dong," ujar Singgih.
"Bagi PKS nggak penting-penting amat kadernya seperti Aher ini bisa jadi cawapres. Lebih penting bagi mereka adalah bagaimana mengupayakan agar roda partai bisa tetap berputar terutama dalam menghadapi Pileg 2024 nanti. Perlu dana besar untuk pemenangan kader-kader mereka," pungkasnya.