Pertemuan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri beserta para elitenya dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjadi sorotan.
Momen itu terjadi ketika Megawati menghadiri pelantikan kader PDIP yang menjadi Wali Kota Semarang, Hevearita G Rahayu di Semarang pada Senin (30/01/2023).
Menanggapi pertemuan itu, pengamat politik Adi Prayitno menilai kehadiran Megawati di Semarang itu bisa saja terkait dengan hubungannya dengan Ganjar.
Adi lalu mengungkit rumor ketidakharmonisan antara Ganjar dan Megawati beberapa saat lalu seperti di acara HUT ke-50 PDIP, dimana sang Gubernur Jateng itu tak mendapatkan kursi seperti elite PDIP lainnya.
Akan tetapi, pada pertemuan kali ini, Ganjar terlihat duduk tepat bersebelahan dengan Megawati. Lantas, Adi menilai momen pertemuan Megawati dan Ganjar itu bisa jadi menjadi perbaikan citra hubungan di antara keduanya. Bahwa, hubungan Megawati dan Ganjar sesungguhnya tidak ada masalah dan baik-baik saja.
"Ya kalau dugaann-dugaan publik begitu, bahwa kehadiran mbak Mega ke Semarang pertemuan dengan pak Ganjar misalnya dijemput di bandara dan duduk bersebelahan, ini kan merupakan satu gestur bahwa sebenarnya antara Megawati dengan Ganjar Pranowo nggak ada persoalan apapun," kata Adi dikutip dari tayangan KOMPAS TV, Selasa (31/01/2023).
Menurut Adi, pertemuan itu tidak ada kaitannya sama sekali dengan politik atau persoalan bursa pencapresan PDIP untuk Pemilu 2024 mendatang.
Adi menyampaikan bahwa keputusan capres itu biasanya dilakukan di pusat kekuasaan atau kediaman Megawati yakni di Jalan Teuku Umar atau di kantor DPP PDIP sendiri.
"Jadi kalau untuk Ganjar masuk dalam nominator capres PDIP, kalaupun ada perlakuan "khusus" maka Ganjar akan dipanggillah ke Jakarta, mungkin ada rapat di internal ditanya track recordnya soal bagaimana narasi politiknya ke depan gitu ketika dicapreskan dari PDIP," tutur Adi.
Baca Juga:CEK FAKTA: Cak Nun Kejang Dituntut Gibran yang Tak Terima Bapaknya Disebut Firaun, Benarkah?
Kendati demikian, Adi menyebut pertemuan Megawati dan Ganjar bisa meredam dugaan publik soal ketidakharmonisan hubungan keduanya.
"Tapi minimal secara simbolik, publik tidak lagi menghadap-hadapkan seakan-akan ada psikologi komunikasi politik yang agak berjarak misalnya, anatar Ganjar dengan Megawati Soekarnoputri," tambahnya.
Lebih lanjut, Adi menjelaskan bahwa biasanya Megawati jika 'tak suka' dengan seseorang, maka dia tidak akan hadir ke dalam acara tersebut dengan gestur tubuh yang juga tak nyaman.
Akan tetapi, gestur Megawati duduk dan mengobrol dengan Ganjar kemarin, dinilai Adi memperlihatkan hubungan yang baik-baik saja.