Pernyataan Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun yang menyamakan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dengan Firaun masih mengundang perhatian.
Dalam hal ini, Wasekjen Persaudaraan Alumni (PA) 212 Novel Bamukmin ikut angkat bicara. Dia menyebutkan bahwa Jokwi dan Firaun jelas memiliki perbedaan yang kontras.
"Apa yang disampaikan Cak Nun itu lebay dan gagal paham," kata Novel kepada Warta Ekonomi.
Menurut Novel, Jokowi tak pantas disamakan dengan Firaun. Dia menyebutkan bahwa kalau Firaun adalah penguasa yang berhasil memakmurkan rakyatnya.
Baca Juga:Ini 4 Fakta Menarik Rivalitas Panas Arsenal vs Manchester United
"Justru itu tidak pantas nama Jokowi dibandingkan Firaun, karena Firaun itu cerdas, gagah, berhasil memakmurkan rakyatnya, jauh dari utang, bukan tukang ngibul, bukan jongos bangsa manapun dan berwibawa jauh berbanding kebalik kenyataannya dengan Jokowi," tegasnya.
Diketahui sebelumnya bahwa pada saat memberikan ceramah di Kajian Maiyah, Cak Nun blak-blakan menyebut Jokowi seperti Firaun. Budayawan ini juga membandingkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan bak Haman.
Bukan hanya menyinggung Jokowi dan Luhut, Cak Nun juga mengungkapkan jika Indonesia juga telah dikuasi oleh Qorun, yakni pengusaha Anthony Salim.
Permintaan Maaf Cak Nun
Menyesali perbuatannya, Cak Nun kemudian mengunggah video permintaan maaf melalui akun YouTube dan situs resmi miliknya pada Selasa (17/1/2023).
Baca Juga:Terus Disudutkan, Ferry Irawan Ancam Buka Aib Venna Melinda di Bogor
Dalam video berdurasi 2 menit 46 detik tersebut, Cak Nun mengaku ia telah disidang oleh keluarganya karena elah berucap apa yang tidak seharusnya diucapkan.
"Saya baru disidang oleh keluarga, dihajar, pokoknya disalah-salahkan, digoblok-goblokin, disesat-sesatin. Kenapa digoblok-gobloki, karena saya mengucapkan apa yang seharusnya tidak saya ucapkan," ujar Cak Nun, seperti dikutip dari Ranah Suara.com.
Tak hanya itu, Cak Nun pun dituding tidak bijaksana dan meminta maaf kepada yang "terciprat".
"Kan saya yang mengajarkan, jangan ngomong siapa, tapi apa. Itu saya sendiri melanggar, jadi saya minta maaf sama keluarga dan sama semua yang terciprat, menjadi tidak enak atau menjadi menderita oleh ucapan saya itu," tambahnya.
Lebih lanjut, Cak Nun mengaku kesambet saat mengucapkan kalimat tersebut dalam ceramahnya.
"Kesambet itu, tolong Anda pahami sebagai bagian dari hidup manusia," jelasnya.
Disclaimer: Artikel ini merupakan kerja sama Suara.com dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.